Minggu, 22 April 2012

tugas IBD semester 2

nama : hidayatur rahman
npm : 53411375
kelas : 1IA09



Manusia sebagai mahluk berbudaya

BaB 1: PENDAHULUAN
Ø Latar belakang
Jika kita berbicara tentang manusia sebagai mahluk bebudaya, berarti kita akan memandang manusia dari kacamata budaya. Mengenai hal ini sepertinya sudah cukup kita banyak pendapat atau bukti manusia sebagai mahluk yang berbudaya. Makalah ini hanyalah sebagai kecil dari tulisan-tulisan yang menjelaskan manusia sebagai mahluk berbudaya, namun demikian dalam makalah ini saya mencoba akan memeparkan tentang permasalahan ini dengan mengaitkan dengan agaman islam. Tentunya dengan sumber-sumber yang saya pandang penting dalam menunjang makalah ini.
Manusia  sebagai mahluk budaya mempunyai sebagai macam kebutuhan dasar. Kebutuhan-kebutuhan tersebut hanya dapat terpenuhi dengan jalan berinteraksi dengan manusia lain. Hal ini berkaitan erat dengan kodrat manusia sebagai makluk sosial yang memerlukan hubungan manusia lain dalam bermasyarakat.
Kehidupan manusia sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia seangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia., manusia dengan alam, manusia dengan mahluk hidup yang ada di alam. Dan manusia dengan sang pencipta. Setap hubungan tersebut harus berjalan seimbang. Selain itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna penciptanya, dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki. Hal ini diisyaratkan dalam surat At-tiin 4.
Ø maksud dan tujuan
1.     memenuhi tugas mata kuliah ilmu budaya dasar.
2.     Mampu memaparkan bagaimana bentuk  manusia sebagai makluk berbudaya.
3.     Mengetahui apa itu pengertian manusia sebagai makluk bebudaya.



BAB 2 : TEORI
A.   Manusia
Dalam sudut pandang etimologi banyak yang menemukakan tentang kata manusia, seperti kata manusia itu berasal dari kata manu yang berarti brfikir, berakal budi atau makluk yang berakal budi. Dalam kamus besar bahasa indonesia manusia diartikan sebagai makluk yang berakal budi.
Adapun manusia dalam sudut pandang terminologi, kita bisa lihat dari berbagai macam bidang keilmuan. Misalnya dalam kacamata biologi manusia diartikan sebagai species primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi dimana, dalam agama, dimengertikan dalam hubunganya dengan kekuatan ketuhanan atau makluk hidup.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manusia adalah suatu makluk yang memeliki ciri tertentu dan memiliki keintelektualan yang tinggi dan membutuhkan kepada yang lainna. Yang lainnya di sini entah tuhan atau kepada sesama makluk.
B.   Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari sangsekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak budi atau akal dartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Berdasrkan pengertian diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa budaya adalah sesuatu bagian dari manusia tidak akan pernah terpisahkan, karena tabiat manusia itu sendiri adalah bebudaya. Kenapa begitu? Jika kita lihat manusia secara bahasa, yakni dari kata manu, memiliki arti berfikir, berakal budi. Dan budaya sendiri dalam arti bahasa berarti akal atau budi. Sehingga jika kita menarik garis lurus antara arti kata manusia dan budaya, maka kita akan mendapatkan dua kata kunci, yakni akal dan budi. Hal ini menunjukan keterkaitan diantara keduanya. Mengenai keterkaitan keduanya kita bisa memperhatikan gambar di bawah ini :
Jika kita melihat keadaan disekeliling kita banya sekali contoh-contoh yang menunjukan manusia sebagai makluk yang berbudaya, misalnya, kebiasaan masyarakat untuk mengadakan shalawat dalam rangka menyambut maulid nabi besar Muhammad SAW, mengunjungi makam para wali, budaya bau nyale di wilayah nusa tenggara barat. Dan berbagai macam budaya lain di nusantara ini yang sekarang masih tetap dilaksanakan karena kepercayaan mereka kepada nenek moyang mereka, sekaligus sebagai bukti bahwa manusia adalah makluk yang berbudaya.
 Dalam al quran sendiri ada beberapa ayat-ayat Al-Quran, yang menunjukan manusia sebagai makluk yang berbudaya, misalnya dalam firman Allah “sesungguhnya dalam pencipta langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam merupakan tanda bagi orang-orang yang berfikir. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah dengan cara berdiri, duduk ataupun berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, maka mereka berkata, ya tuhan kami, tidaklah kau mencitakan semua ini dengan sia-s-a, maha suci engkau, maka lindungilah kami dari api neraka”.
Pada ayat diatas kita menemukan kata berfikir pada ayat pertama yang merupakan arti manusia, dan pada ayat kedua kita menemukan kata mengingat Allah (aklhak/budi) yang merupakan arti kata budaya, sehingga dengan demikian nyatalah alasan kita kiranya jika kita mengatakan bahwa manusia adalah makluk yang berbudaya. Karena hanya orang yang berbudayalah yang bisa menggapai derajat yang telah allah janjikan dalam surat Al mujadalah ayat 11. Dengan demikian marilah kita selalu memperbaiki diri kita sebagai makluk yang berbudaya dan semakin bersemangat terus untuk mengembangkan budaya kita, tentunya budaya yang di pandang benar oleh syariat.

BAB  3 : Metologi
Ø Metologi
Tulisan ini berusaha mengungkapkan dimana manusia sebagai makluk berbudaya itu sangat erat hubungan nya antara manusia dengan budaya itu sendiri. Kita bisa lihat bahwa di setiap daerah pasti memiliki kebudayaan-kebudayaan yang berbeda. Itu disebabkan bahwa manusia disetiap daerah itu memiliki pendapat atau keyakinan berbeda, dan ada juga dalam bentuk kebiasaan atau keseniannya yang ada pada setiap daerah tersebut.


BAB 4 : study kasus
Pada kesempatan kali ini saya mencoba untuk mengungkapkan bagaiman manusia sebagai makluk berbudaya yang ada di lingkungan sekitar.
Budaya sebagai sistem gagasan yang sifatnya abstrak, tak dapat di raba atau di foto, karena berada di dalam alam pikiran atau perkataan seseorang, terkecuali gagasan itu dituliskan dalam karangan buku.
Budaya sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan berprilaku. Seperti apa yang dikatakan kluckohn bagi manusia bahwa budaya rancangan hidup maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang kita warisi melalui proses belajar dan menjadi sikap prilaku manusia berikutnya yang kita sebut sebagai nilai budaya.
Jadi, nilai budaya “gagasan” yang menjadi sumber sikap dan tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial budaya. Nilai budaya dapat kita lihat, kita rasakan dalam sistem kemasyarakatan atau sisitem kekerabatan yang diwujudkan dalam bentuk adat istiadat. Hal ini akan lebih nyata kita lihat dalam hubungan antara manusia sebagai individu lainnya maupun dengan kelompok dan lingkungannya.

·        Perwujudan kebudayaan
JJ. Hoqman dalam bukunya “the world of  Man” membagi budaya dalam tiga wujud yaitu : ideas activities, dan artifacts. Sedangkan koencaraningrat, dalam buku “pengantar antropologi” menggolongkan wujud budaya menjadi :
a.     Sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagsan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
b.     Sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
c.      Sebagai benda-benda hasil karya manusia.




Berdasarkan pengggolongan wujud budaya di atas kita dapat mengelompokan budaya menjadi dua yaiu: budaya yang abstrak dan yang bersifat konkret.
1.     Budaya bersifat abstark
Budaya yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam atau pikiran manusia misalnya terwujud dalam ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan cita-cita. Sesuatu yang menjadi cita-cita atau harapan bagi manusia sesuai dengan ukuran yang telah menjadi kesepakatan.
2.     Budaya yang bersifat konkret
Wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau peraturan dan aktifitas manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati, disimpan atau diphoto. Koencaraningrat menyebutkan sifat budaya dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri atas perilaku, bahasa dan materi.
o   Prilaku
Prilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap prilaku manusia dalam masyarakat harus mengukuti pola-pola prilaku (patten of behavior) masyarakatnya.
o   Bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan dengan suara (vocal) dan ditangkap dengan telinga (auditory). Ralp linton mengatakan salah satu sebab paling penting dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai ke tingkat seperti sekarang ini adalah pemakaian bahsa. Bahasa berfungsi sebagai alat berpikir dan berkomunikasi. Tanpa kemampuan berpikir dan berkomunikasi budaya tidak akan ada.
o   Materi
Budaya materi adalah hasil dari aktifitas atau perbuatan manusia. Bentuk materi misalnya pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi, dan transportasi.
Unsur-unsur materi da;am budaya dapat diklarifikasikan dari kecil hingga ke yang besar adalah sebagai berikut :
1.     Items, adalah unsur yang paling kecil dalam budaya
2.     Trait, merupakan gabungan dari beberapa unsur terkecil
3.     Kompleks, gabungan dari beberapa items dan trait
4.     Aktifitas budaya, merupaknan gabungan dari beberapa kompleks budaya.
Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya menyeluruh d(culture universal). Terjadinya unsur-unsur budaya tersebut dapat melalui discovery (penemuan atau yang disengaja untuk menemukan hal-hal baru).
Substansi utama budaya adalah sistem pengetahuan, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan. Tiga unsur  yang  yang terpenting adalah sistem pengetahuan, nilai, dan padangan hidup.
§  Sistem pengetahuan
Para ahli menyadari bahwa masing-masing suku bangsa di dinia memiliki sistem pengetahuan tentang alam sekitar, alam flora dan fauna, zat-zat, manusia, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manuia dan ruang lingkup.
Unur-unsur dalam pengetahuan inilah yang sebenarnya menjadi materi pokok dalam dunia pendidikan di seluruh dunia.
§  Nilai
Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain untuk di jadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Keputusan nilai dapat menentukan sesuatu berguna ataau tidak berguna, benar atau salah, baik atau buruk, religius atau sekuler, sehubungan dengan cipta, rasa dan karsa manusia.
Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetis), baik (nilai moral atau etis), religius (niali agama). Prof . Dr. Notonagoro membagi nilai menjadi tiga bahagian yaitu :
-         Nilai material, yaitu segala sesuatu (materi) yang berguna bagi manusia
-         Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna manusia untuk dalat mengadakan kegiatan dan aktivitas
-         Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang bisa berguna bagi rohani manusia.
§  Pandangan hidup
Pandangan hidup adalah suatu nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dan dipilih secara selektif oleh individu, kelompok atau bangsa. Pandangan hidup suatu bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri. Yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.
BAB 5 : kesimpulan
kebudayaan adalah salah satu istilah teoritis dalam ilmu-ilmu sosial. Secara umum kebudayaan diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Dari pembahasan diatas kami dapat simpulkan bahwa manusia berhubungan erat dengan kebudayaan yang ada pada lingkungan sekitarnya. Karena kebudayaan tersebut merupakan cara beradaptasi untuk mengatur hubungan antar manusia sebagai wadah masyarakat menuju taraf hidup tertentu.Kebudayaan berpengaruh dalam membentuk pribadi seseorang sehingga mengharuskan manusia menajarkan tentang keimanan.
Saran
Kita sebagai makluk berbudaya semestinya melestarikan budaya yang kita punya, jangan sampai budaya yag kita punya tidak kita lestarikan dan sampai punah. Karena siapa lagi bukan kita penerus bangsa yang melestarikan ? kita lestarikan baik-baik budaya yang kita punya agar tidak diakui oleh bangsa lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar